Batola Kembali Raih Piala Adipura

Noormiliyani Terima Anugerah Upaya Lepaskan Desa Tertinggal

Bupati Batola, Hj Noormiliyani, menerima Piala Adipura dari Wapres Jusuf Kalla disaksikan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.
Bupati Batola, Hj Noormiliyani, menerima Piala Adipura dari Wapres Jusuf Kalla disaksikan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.

KOTA Marabahan, ibu kota Kabupaten Barito Kuala (Batola), kembali memperoleh Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Piala yang diraih Batola ini merupakan yang kedua kalinya setelah pada tahun 2017 juga mendapatkan piala yang sama.

Hj Noormiliyani AS sebagai Bupati Batola telah menerima anugerah penghargaan di bidang lingkungan hidup ini dari Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di Auditorium Dr Soedjarwo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Jakarta.

Batola merupakan salah satu dari 83 kabupaten/kota se-Indonesia yang menerima Piala Adipura yang bergengsi ini dengan kategori kota kecil.

Dalam penyerahan Piala Adipura Tahun 2018 ini pihak KLHK RI menganugerahkan 134 penghargaan masing-masing peraih sertifikat kategori kota sedang 3 dan kota kecil 7. Sedangkan kabupaten/kota peraih plakat untuk sarana prasarana sebanyak 5.

Kota yang meraih penghargaan Adipura untuk kategori Kota Metropolitan sebanyak 2, kategori Kota Besar 3, kategori Kota Sedang 31, dan kategori Kota Kecil sebanyak 83.

Untuk di Provinsi Kalsel, yang mendapatkan piala hanya 9 kabupaten/kota masing-masing  Marabahan dengan kategori Kota Kecil, Kota Banjarmasin kategori Kota Besar, Kota Banjarbaru kategori Kota Sedang, Martapura kategori Kota Kecil, Rantau kategori Kota Kecil, Tanjung kategori Kota Kecil, Barabai kategori Kota Kecil, Pelaihari kategori Kota Kecil, dan Batulicin kategori Kota Kecil. Sedangkan Amuntai dan Paringin mendapatkan Sertifikat Adipura.

Hj Noormiliyani AS mengaku bersyukur atas diraihnya Piala Adipura untuk yang kedua kalinya ini. Ia mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat yang telah berpartisipasi mendukung pemerintah daerah dalam menciptakan kebersihan lingkungan. “Saya sangat bersyukur dengan warga Batola yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam upaya menciptakan kebersihan lingkungan,” kata bupati perempuan pertama di Provinsi Kalsel ini.

Bupati Batola, Hj Noormiliyani, juga bertekad untuk terus mempertahankan prestasi secara terus-menerus. Ia pun akan berusaha menerapkan arahan dari Menteri LHK dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dengan pola penanganan 30 persen serta kebijakan 70 persen.

“Pola ini berarti peran kepala daerah itu dituntut untuk lebih dalam hal-hal yang berkaitan dengan penanganan lingkungan seperti sampah, infrastruktur, lingkungan, dan lainnya,” kata Noormiliyani sembari menambahkan, saat ini beberapa sarana sudah dilakukan perbaikan seperti dibangunnya Pasar Ikan Wangkang, dan diperkirakan sekitar Februari 2019 kembali diresmikan Pasar Baru Marabahan.

“Dengan dibangunnya beberapa sarana pasar ini sudah merupakan bagian dari penataan kota yang sangat berpengaruh dalam mengurangi tingkat kesemrawutan,” tambahnya.

Sedangkan Wapres Jusuf Kalla menyatakan sangat mengapresiasi terhadap daerah yang telah berupaya keras memperjuangkan daerahnya untuk selalu tetap bersih serta dengan lingkungan yang sehat.

Menurut Wapres Jusuf Kalla, dalam upaya menciptakan kebersihan dan keindahan lingkungan ada 3 hal yang dibutuhkan di antaranya menciptakan kebersamaan dalam memelihara lingkungan, di samping memerlukan upaya keterlibatan masyarakat. “Untuk upaya menciptakan lingkungan yang baik itu memerlukan partisipasi aktif masyarakat,” katanya.

Tidak hanya memperoleh penghargaan Piala Adipura saja, Kabupaten Batola di awal tahun 2019 ini juga memperoleh anugerah penghargaan. Kali ini datangnya dari LKBN Antara. Bupati perempuan pertama di Kalsel ini diberi penghargaan dalam upayanya Melepaskan Ketertinggalan Desa.

Penganugerahan penghargaan itu diserahkan oleh Direktur Utama (Dirut) LKBN Antara Jakarta, Meidyatama Suryodiningrat, dalam rangka HUT ke-81 LKBN Antara.

Noormiliyani menjadikan program prioritas membangun kejayaan desa sesuai dengan visinya Membangun Desa serta program Kuta Bamara sebagai komitmen untuk terus diupayakan di era kepemimpinannya bersama Wakil Bupati H Rahmadian Noor periode 2017-2022.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemkab Batola sejak tahun 2018 dalam program membangun desa melaksanakan bedah kampung terintegrasi dengan mengambil lokasi di Desa Kuala Lupak, Kecamatan Tabunganen.

Desa Kuala Lupak dipilih karena mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel ini memandang permasalahan yang dirasakan masyarakat setempat memang sangat memprihatinkan. Di samping akses menuju lokasi sangat sulit dan rusak, juga ketersediaan air bersih sangat terbatas, sanitasi masih mengandalkan jamban, dan rumah penduduk tidak memiliki septik tank serta letak rumah berada di bantaran sungai.

Untuk membangun masyarakat di sana, Pemkab Batola berupaya melaksanakan berbagai program pembangunan, di antaranya membangun titian ulin sepanjang 720 meter, rehab total rumah tidak layak huni, dan rehab sedang rumah tidak layak huni. Di samping juga melakukan pembangunan jamban keluarga, pembangunan penampungan air hujan, pembuatan tempat pembuangan sementara sampah, dan pengadaan sarana pengangkutan sampah.

Selain itu di lokasi tersebut Pemkab Batola juga melaksanakan bantuan stimulan perumahan swadaya, pembangunan beberapa jembatan, dan pembangunan jalan.

Tahun 2019 ini rencananya Pemkab Batola kembali melanjutkan program bedah kampung terintegrasi di beberapa desa di beberapa kecamatan di Batola. Desa yang terpilih berdasarkan kriteria yang dikeluarkan BPS berupa Indeks Pembangunan Desa di mana desa diklasifikasikan berdasarkan skor tertentu ke dalam kategori desa maju, berkembang, dan desa tertinggal. (Tim)