GADIS yang didakwa mencoba menyelundupkan 20.000 euro di celana dalamnya untuk jihadis Inggris yang berperang di Suriah, dinyatakan tak bersalah oleh pengadilan.
Nawal Msaad, 27, asal London utara, dicegat di bandara Heathrow ketika hendak terbang ke Istanbul, Turki, 16 Januari lalu.
Msaad, yang saat ditangkap berstatus mahasiswa tahun pertama di London Metropolitan University, mengaku menyembunyikan uang itu bukan di calana dalamnya melain di balik legging-nya.
Namun menyangkal tuduhan sebagai ekstremis Islam. Menurutnya ia melakukan hal itu karena diperdaya oleh perempuan lain, Amal el-Wahabi.
Begitu juri menyatakannya tidak bersalah, Nawal Msaad meledak dalam tangis.
Adapun Amal El-Wahabi, perempuan 27 tahun beranak dua, yang dituding mendorong Nawal Msaad menyelundupkan uang lewat celana dalam, dinyatakan bersalah untuk dakwaan membiayai terorisme.
Sebaliknya, begitu dinyatakan bersalah, Amal Wahabi, langsung berteriak-teriak histeris, memaksa hakim Nicholas Hilliard mengosongkan ruang sidang.
Empat belas tahun
Amal Wahabi, adalah warga Inggris pertama yang divonis dengan undang-undang anti teror terkait pendanaan bagi kaum ekstremis di Suriah.
Ia terancam hukuman maksimum 14 tahun penjara.
Pengacara Amal el Wahabi mengajukan permohonan bebas dengan jaminan, namun hakim menolaknya.
Menurut jaksa, suami Amal el Wahabi, seorang bekas penyalur obat bius bernama Aine Davis yang masuk Islam, terbang ke Suriah pada tahun 2013 untuk bergabung dengan para pemberontak.
Davis, dikenal juga dengan nama Hamza, Januari lalu meminta isterinya mengirimkan uang tunai ke Turki.
Sang isteri, Amal El-Wahabi, mengirim SMS ke Nawal Msaad yang teman sekolahnya dulu, untuk menjadi kurir dengan 1.000 euro, atau sekitar 16 juta rupiah.
Dijawab oleh Nawal Msaad: “Whaaaay”.
Bergepok uang tunai
Di sidang terungkap, sesudah perbincangan lebih jauh mahasiswi jurusan sumber daya manusia itu sepakat untuk mengantar uang tunai itu kepada Aine Davis, dan segera memesan karcis ke Istanbul.
Namun ketika naik pesawat di bandara Heathrow, polisi mencegatnya dan menanyainya.
Nawal Msaad menjawab kepada polisi bahwa ia bermaksud pergi berlibur, dan membawa uang 20.000 euro, untuk membelikan perhiasan emas bagi ibunya.
Ketika digeledah, menurut jaksa, ditemukan bundelan uang tunai dari celana dalamnya.
Ia diduga menyembunyikan uang itu dalam kondom yang dimasukkan dalam tubuhnya, namun dibantah.
Dijebak
Nawal Msaad, warga Inggris keturunan Maroko, menyebut bahwa ia seorang muslim, namun tak tergolong alim. Menurutnya ia tak punya pandangan politik yang keras, dan tak pernah membaca buku tentang jihad.
Akun Facebooknya yang diperiksa polisi, menunjukkan gaya hidupnya yang banyak terlibat dalam pesta-pesta.
Ia datang ke pengadilan kerap mengenakan rok pendek, dan berbagai perhiasan modis. Ia tak menyembunyikan pelacak elektroniknya di pergelangan kakinya, bahkan menghiasnya.
Menurutnya, ia menyangka uang yang dibawanya itu bagian dari rencana temannya untuk pindah ke Turki.
Ia membantah dakwaan terlibat dalam pendanaan terorisme. “Saya merasa dijebak,” katanya. (BBC)