Daerah  

315 Kejadian Kebakaran di Surabaya, Warga Diimbau Lapor ke-CC 112, Gratis

Pemkot Surabaya menyatakan seluruh layanan Command Center (CC) 112 bersifat gratis. Karenanya, warga diimbau agar tidak takut melapor ke CC 112 jika mengalami atau melihat kejadian kebakaran.

FAKTA – Pemkot Surabaya menyatakan seluruh layanan Command Center (CC) 112 bersifat gratis. Karenanya, warga diimbau agar tidak takut melapor ke CC 112 jika mengalami atau melihat kejadian kebakaran.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Dedik Irianto menyebutkan, ketika terjadi kebakaran, terkadang masih ada warga yang ingin memadamkan api sendiri. Ini lantaran kobaran api dinilai warga masih terlalu kecil.

“Kalau sudah tidak mampu, baru mau hubungi 112. Setelah ditanya, kalau apinya masih kecil terus panggil PMK (Dinas Pemadam), mereka khawatir bayar, padahal layanan kami gratis,” kata Dedik, Jumat (18/8/2023).

Karena itu, Dedik kembali mengimbau masyarakat untuk tidak takut melapor ke layanan CC 112. Meski saat itu warga mengalami atau melihat peristiwa kebakaran dengan kobaran api kecil. “Terpenting kalau terjadi kebakaran, segera hubungi 112 dan layanan kami gratis,” tegasnya.

Sementara itu, DPKP Surabaya mencatat, sejak bulan Januari hingga 13 Agustus 2023, telah terjadi 315 kali peristiwa kebakaran di Kota Pahlawan. Dengan rincian, 63 kejadian kebakaran kategori bangunan, 8 kendaraan, dan 244 lainnya merupakan non-bangunan.

Lebih rinci, Dedik memaparkan, kebakaran pada kategori bangunan ini terdiri dari perumahan 39 kali, industri 4 kali, serta umum & dagang 20 kali. Selanjutnya untuk kejadian kebakaran kategori kendaraan, terdiri dari kendaran roda <4 lima kali, kendaraan roda 4 dua kali, dan kendaraan roda >4 satu kali.

Sementara untuk kategori non-bangunan, terdiri dari alang-alang 106 kali, sampah 65 kali dan lain-lain 73 kali. “Untuk gedung saat ini, (penyebab kebakaran) masih korsleting listrik. Kalau lahan terbuka, biasanya info dari masyarakat ada yang bakar sampah tetapi ditinggal pergi terus merambat ke alang-alang,” ungkapnya.

Dedik juga menyebutkan bahwa alang-alang saat ini masih mendominasi kejadian kebakaran di Kota Surabaya. Di mana angka terjadinya kebakaran alang-alang mencapai 106 kali peristiwa.

Dia pun mengungkap, kendala penanganan kebakaran yang selama ini dialami jajarannya. Salah satunya, ketika akan menuju akses ke lokasi titik api.

“Kalau lahan terbuka aksesnya susah, ada juga yang terhalang tembok. Tetapi cara memadamkannya kalau (api) belum luas, masih bisa mudah, tetapi kalau sudah luas kami ngoyo (ekstra),” sebutnya.

Kebakaran di lokasi lahan terbuka, juga sering mengakibatkan selang air DPKP mengalami kerusakan. Sebab, selang biasanya akan tersangkut ranting hingga menyebabkan robek. “Kalau masuk ke tengah ranting, yang sering itu nyangkut ke selang terus robek,” ujarnya.

Sementara untuk kejadian kebakaran di gedung, kendala yang dialami petugas DPKP Surabaya biasanya terkait akses jalan. Di mana ketika terjadi kebakaran, lokasi titik api berada di gang sempit.

“Kalau gedung tergantung pada situasinya. Kalau di gang sempit, aksesnya susah, harus sampai gelar enam sambungan selang, delapan selang,” akunya. (*)