MILITAN ISIS dilaporkan mengeksekusi 250 wanita setelah mereka menolak untuk dijadikan sebagai budak seks. Laporan telah muncul bahwa gadis-gadis itu tewas dalam kubu ISIS di Mosul setelah mereka menolak pernikahan sementara, untuk pejuang dan dijadikan budak seks.
Gadis-gadis itu dibunuh, beberapa bersama keluarga mereka, menyusul penolakan mereka untuk mematuhi tuntutan militan ‘di kota terbesar kedua di Irak, Mosul.
Juru bicara Partai Demokrat Kurdi, Kata Mamuzini, mengatakan kepada kantor berita Kurdi yang berbasis di London AhlulBayt bahwa perempuan-perempuan itu diperintahkan untuk menerima pernikahan sementara atau menghadapi kematian.
“Sedikitnya 250 anak perempuan sejauh ini telah dieksekusi oleh ISIS karena menolak untuk menerima praktek seksual, dan kadang-kadang keluarga para gadis juga dieksekusi karena menolak untuk mengirimkan permintaan ISIS,” katanya.
Seorang pejabat dari Uni Patriotik Kurdistan (PUK), Partai Ghayas Surchi, mengatakan, perempuan dan hak asasi manusia terus dilanggar di wilayah ISIS.
Tidak hanya tidak diizinkan untuk pergi keluar sendirian tapi mereka juga tidak dapat memilih pasangannya. Cerita kebrutalan ISIS terhadap perempuan di Irak, bukan rahasia lagi.
November lalu, dunia merasa ngeri ketika kesaksian PBB mengungkapkan bagaimana seorang gadis 20 tahun dibakar hidup-hidup oleh ISIS karena menolak melakukan tindakan seks yang ekstrim.
Zainab Bangura, perwakilan khusus PBB tentang kekerasan seksual dalam konflik, mengatakan, ISIS melembagakan kekerasan seksual dan dia mengungkapkan bagaimana brutalisation perempuan dan anak perempuan merupakan pusat ideologi ISIS.
Dia menceritakan bagaimana “gadis cantik perawan” ditangkap oleh ISIS untuk digunakan sebagai budak seks dan sering dijual beberapa kali. Dan pada bulan Maret tahun ini, dokter Jerman, Jan Ilhan Kizilhan, mengungkapkan rincian lebih mengerikan tentang bagaimana perempuan dan gadis-gadis muda diperlakukan di bawah ISIS.
Dia mengatakan, salah satu gadis muda membakar dirinya untuk membuat dirinya kurang menarik bagi para penculiknya, ISIS. Sementara yang lain yang berusia delapan tahun, berulang kali dijual dan diperkosa. (News.com.au-JakartaGreater)
www.majalahfaktaonline.blogspot.com / www.majalahfaktanew.blogspot.com